Petualangan Tiga Hari Dua Malam di Lombok

Hai Gaes,

Petualangan tiga hari dua malam di Lombok, sebenarnya adalah cerita liburan tahun lalu. Sebuah keberuntungan ketika mendapat kabar kalo aku menang lomba. Rasanya seperti tiba-tiba dapat durian runtuh. Yups, aku memenangkan hadiah trip selama 3 hari 2 malam di Lombok. Iseng ikut lomba nulis tentang liburan impian, eh ternyata menang. Padahal aku sendiri udah lupa lombanya. Nasib baik mendatangiku. Kalo bukan karena menang lomba, kapan bisa liburan ke Lombok?

Hari yang ditunggu-tunggu tiba juga. Aku harus berangkat ke Jakarta dengan pesawat paling pagi karena "meeting point" rombongan pemenang liburan impian adalah di gate 7 bandara Soeta. Alhasil, subuh-subuh aku sudah tiba di bandara Ahmad Yani. Pukul 05.55 pesawat take off menuju bandara Soeta, dan landing dengan aman satu jam kemudian. Aku yang nggak ngeh kalo tiketku adalah tiket terusan, malah ngantri buat chek in lagi. Maklum lah, baru kali ini naik pesawat pake transit-transit segala. Haha.

Setelah berputar-putar mencari meeting point, akhirnya ketemu juga dengan rombongan pemenang lain. Ada sekitar duapuluh lima orang yang mendapat hadiah liburan ke Lombok. Mereka semua berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Singkawang, Lampung, Malang, Surabaya, Bogor, Bandung, Palembang, Medan dan Jakarta. Dari semua pemenang yang aku kenal hanya satu orang karena kami berdua sama-sama blogger. Shintaries. 

Sebagian pemenang liburan
Keesokan harinya, kami bergegas menuju Gili Trawangan. Menempuh perjalanan sekitar 1 jam ke Teluk Nare untuk menyeberang ke Gili Meno dan Gili Trawangan. Tak disangka, kami sudah disambut oleh tim My Trip My Adventure di Gili Meno. Ternyata kami harus ikut syuting MTMA bersama Rikas Harsa dan Marshal Sastra.

Setelah syuting di darat (di sepanjang pantai Gili Meno), kami juga harus syuting di dalam air (snorkling). Padahal saya nggak bisa renang dan nggak bisa snorkling, tapi mau nggak mau harus turun ke air. Apa boleh buat, akhirnya saya masuk ke air juga. Ternyata arus di bawah air cukup kencang waktu itu. Karena banyak yang jagain, saya percaya diri aja masuk ke air. Meskipun  berkali-kali harus minum air laut tapi demi syuting, oke lah.

dokpri. Syuting MTMA bersama Rikas Harsa

Matahari semakin terik, kamipun mulai lelah.  Kami dijadwalkan untuk singgah di Gili Trawangan. Sekitar 20 menit dari spot snorkling, akhirnya boat yang kami tumpangi berlabuh ke Gili Trawangan.  Sebenarnya kalo mau, kami bisa juga island hoping ke beberapa pulau di sekitar Gili Trawangan. Tapi, karena kondisi kami yang sudah lelah, kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat dan makan siang di Gili Trawangan saja.

Setelah membersihkan badan, kami makan siang di Juku Restaurant dan beristirahat. Sementara yang lain ada yang melanjutkan syuting, ada pula yang berkeliling Gili Trawangan menggunakan Cidomo. Untuk berkeliling Gili Trawangan menggunakan Cidomo, cukup membayar 75 ribu rupiah saja per orang.

dokpri. Gili Trawangan

Menjelang petang kami semua berkumpul dan harus segera menuju Teluk Nare. Perjalanan kami belum selesai. Masih ada beberapa destinasi lain yang harus kami datangi antara lain Sunset point di bukit Malimbu, pusat souvenir dan oleh-oleh serta makan malam di Ocean Blue Restaurant. Perjalanan yang ditempuh cukup lama, karena kami harus menyeberang terlebih dahulu ke Teluk Nare. Ombak yang sore itu cukup tinggi, menyebabkan kami basah karena cipratan ombak. Belum lagi, boat yang kami tumpangi juga berayun cukup kencang. Fiuuh, benar-benar sport jantung dibuatnya.

Begitu merapat di Teluk Nare, kami harus segera naik ke bus yang akan membawa kami ke Sunset Point di Bukit Malimbu. Hujan mengiringi perjalanan kami menuju Bukit Malimbu. Semoga segera reda ketika kami sampai di sana. Sayang dong, sudah sampai di sana tapi nggak bisa lihat sunset?

Sekitar 40 menit kami tiba juga di Sunset Point bukit Malimbu. Hujan sudah cukup reda dan hanya menyisakan rintiknya. Namun rupanya kami terlalu awal tiba di sana. Matahari masih bersinar dengan terang. Butuh sedikit waktu lagi untuk menyaksikan sang surya benar-benar kembali ke peraduannya. Rombongan kami pun berpencar, mengambil posisi sendiri-sendiri untuk mengambil foto. Berkali-kali saya mengucap syukur kepada Allah, karena atas izinNya saya bisa menginjakkan kaki di tempat seindah ini melalui Insto.


Saya kembali mengucap syukur karena saya bisa mendapatkan kesempatan ini. Kalau bukan karena memenangkan lomba Insto Let's Go to Lombok ini, belum tentu saya bisa pergi berlibur ke Lombok. Saya jadi ingat resolusi tahun lalu, bahwa saya ingin bisa traveling karena tulisan saya dan Allah mengabulkannya. Terima kasih ya Allah. Terima kasih Insto telah memberi kesempatan pada saya untuk mewujudkan liburan impian. Semoga akan ada liburan impian-liburan impian berikutnya.


Posting Komentar

0 Komentar