Trekking saat Traveling Tetap Wangi? Bisa Dong

Gimana perasaanmu ketika tiba-tiba foto piknikmu muncul di timeline sosial mediamu? Yang pasti, kerinduanmu akan piknik bakalan kembali menggebu, bukan?

Itu juga yang terjadi padaku. Foto-foto yang muncul di timeline membuatku rindu pada perjalanan 3 tahun lalu. Bulan ini tepat 3 tahun untuk pertama kalinya aku ke Labuan Bajo. Aku berterima kasih banget pada perusahaan farmasi yang cukup ternama di Indonesia yang sudah ngasih kesempatan padaku untuk ikut sailing trip 3 hari 2 malam di Komodo National Park. 

Dengan penerbangan pertama aku berangkat ke Jakarta, karena pesawat yang menuju Labuan Bajo terbang dari Bandara Soekarno Hatta. Aku nggak sendiri, karena ada beberapa peserta yang juga ikut bergabung pada sailing trip kali ini. 


Perjalanan dari Jakarta ke Labuan Bajo menempuh waktu sekitar 2,5 jam. Hepi banget rasanya ketika kakiku menginjak bumi Labuan Bajo. Tak perlu waktu lama, sesampainya di Bandara Komodo ternyata sudah ada guide lokal yang menjemput kami. Dengan menaiki bus, rombongan dibawa menuju pelabuhan Labuan Bajo. Kami mampir sejenak di sebuah bukit yang bernama Puncak Waringin untuk menikmati pemandangan Labuan Bajo dari atas. 

Sebelum sampai di dermaga, guide mengajak kami mampir sejenak di sebuah swalayan kecil untuk membeli keperluan selama sailing trip. Aku membeli sebotol minuman bersoda dan minyak kayu putih. Takut masuk angin euy, hihi. 

Tak lama kemudian, kami tiba di dermaga. Kami dibagi menjadi dua kelompok yang akan menaiki dua kapal semi phinisi yang berbeda. Untuk menuju kapal, ternyata kami harus menaiki kapal kecil karena kapal phinisi nya bersandar agak ke tengah laut. 



Setelah meletakkan barang-barang di kamar, aku dan teman-teman berkumpul di area geladak. Tujuan pertama kami adalah Pulau Kelor. Perjalanan ke Pulau Kelor hanya memakan waktu sekitar 40 menit dari dermaga Labuan Bajo. 

Mataku berbinar ketika kapal kecil yang mengantar kami ke Pulau Kelor menepi. MasyaAllah, betapa indahnya. Aku hanya bisa berdecak kagum menikmati keindahan pantainya yang tenang. Nyesel banget karena aku tidak membawa baju renang, cuma bisa melihat dengan iri pada teman-teman yang snorkling. 



Sayangnya, kami tidak bisa berlama-lama menikmati suasana di Pulau Kelor karena malam mulai menjelang. Kami harus kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan. Kata guide kami, malam ini kami akan menginap di sekitaran pulau Rinca. 

Malamnya kami berbincang hangat dengan para guide dan kru kapal. Bahkan kami diajari tari tradisional khas Sumba. Seruuu. Malam itu kami juga bisa memandang jutaan bintang yang nampak jelas sekali di atas langit Komodo National Park. Tetapi, guide kami menyarankan untuk segera tidur karena kemungkinan besok subuh-subuh kami harus berangkat menuju Pulau Padar. Kami juga harus menyiapkan fisik yang kuat karena untuk menuju puncak Padar yang terkenal seantero dunia itu kami harus trekking sejauh 1,7 km. Hhfft, mayan juga ya. 

Aku terbangun saat mendengar mesin kapal dinyalakan. Buru-buru aku ke kamar mandi dan bersiap mengenakan pakaian yang nyaman, mengingat kami akan trekking hari ini. Perjalanan dari sekitaran pulau Rinca ke pulau Padar menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Benar saja, sampai disana aku melihat sudah banyak orang yang mulai trekking. 




Pemandangan di sekitar Pulau Padar sangat indah meskipun rerumputan terlihat kering. Ternyata di sana banyak pekerja yang sedang membangun jalan setapak untuk memudahkan wisatawan trekking. Sebenarnya sayang ya, kenapa tempat wisata ini tidak dibiarkan alamiah saja, tanpa jalur trekking. Tapi ya udah lah, mungkin semuanya sudah dipertimbangkan masak-masak oleh pejabat yang berwenang, demi menarik wisatawan. 

Ternyata untuk sampai ke puncak Padar tak semudah yang kukira. Baru separuh jalan saja peluh sudah mulai bercucuran, padahal jalurnya masih cukup landai. Aku masih harus menaklukkan jalur yang lebih terjal, yang berbatu dan berdebu. Keringat yang bercucuran bikin risih, karena biasanya menimbulkan bau badan yang tidak sedap. Untunglah tadi sehabis mandi aku sudah memakai deodoran untuk bau badan, jadi aman deh. Meskipun berkeringat, badanku tetap wangi. Aku memang concern banget sama yang satu ini. Aku paling nggak pede kalau badanku bau. Makanya dimanapun dan kemanapun, aku pasti selalu bawa dan pakai deodoran yang bisa mengatasi bau badan. Kalau udah pake, aman deh dari bau badan tidak sedap. Meskipun travelingnya di alam bebas, aku harus tetap tampil cantik, fresh dan stylish dong. 




Kebayang dong mau ketemu sama Rikas Harsa, tapi badan kita bau? Iiih, nggak banget kan? Apalagi selama seharian ini, ternyata kami juga diajak syuting untuk program sebuah televisi yang bercerita tentang traveling dan petualangan. 



Alhamdulillah, meski harus berpeluh-peluh, akhirnya aku mampu mencapai puncak Padar juga. Aku benar-benar mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberiku kesempatan menginjakkan kaki di tanah Labuan Bajo ini. Aku benar-benar mengagumi keindahan alam di pulau yang berlokasi di kawasan Indonesia timur ini. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk menikmati keindahan alam, di negeri kita sendiri pun tak kalah menarik dan indahnya. 

Perjalananku di Labuan Bajo berakhir di Pulau Komodo. Kami semua ingin melihat dari dekat binatang purba yang masih ada hingga kini dan hanya ada di Indonesia, yaitu komodo. 


Dari dermaga pulau komodo, kami masih harus berjalan cukup jauh untuk memasuki kawasan konservasi komodo. Sesampainya di kawasan konservasi, kami disambut oleh beberapa ranger yang akan menemani kami trekking. Kami memilih short trekking karena harus mengejar waktu untuk kembali ke pelabuhan Labuhan Bajo, mengingat kami akan kembali ke Jakarta siang ini juga. 



Aku bersyukur ada kesempatan untuk berfoto bersama komodo. Meski deg-deg an, tetapi berkat keahlian para ranger, akhirnya si komodo bisa berpose juga bersamaku. Sebuah kenangan yang tak akan terlupakan selama hidupku. 

Semoga bisa kembali ke pulau komodo, suatu hari nanti bareng kamu, ya?!

Posting Komentar

0 Komentar