Tiga Hari Dua Malam Penuh Kesan bersama Insto di Labuan Bajo


Hai Gaes,

Nggak terasa kita sudah ada di penghujung tahun 2017, ya. Sudah jalan kemana aja tahun ini? Sudah "goal" semua kah destinasi impiannya? 

Alhamdulillah, di penghujung tahun ini aku diberi rezeki bisa jalan-jalan ke destinasi wisata yang jadi impianku sejak dulu. Kebetulan aku dipercaya menjadi KOL event Insto Let's Go to Labuan Bajo 2017. Alhamdulillah, bisa kerja sekaligus jalan-jalan. 

Aku menyebutnya sebagai asa yang menjadi nyata. Labuan Bajo adalah sebuah angan-angan yang jadi kenyataan. Yups, aku benar-benar beruntung akhirnya bisa menginjakkan kaki disana. Di negeri timur Indonesia, negeri nan indah memesona.

Aku bersama 20 orang lain akan mengeksplor Labuan Bajo selama 3 hari 2 malam menggunakan kapal semi phinisi. Tanggal 23 November 2017, aku berangkat dari Semarang dengan pesawat paling pagi menuju Cengkareng. Meeting point kami memang di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Pesawat dari Jakarta menuju Labuan Bajo take off sekitar pukul 11.20 WIB.




Kami akan terbang menggunakan pesawat dengan seat 2-2 dan kapasitas penumpang hanya 70an orang. Perjalanan dari Jakarta ke Labuan Bajo memakan waktu kurang lebih 2,5 jam. Aku yang sudah lama nggak naik pesawat cukup nervous saat awak kabin mengumumkan bahwa penerbangan kami berada dalam kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Kulihat diluar jendela hanya awan kelabu yang terlihat. Aku memejamkan mata dan mencoba untuk tidur tapi tak bisa. Kepalaku mendadak pusing, mual dan keringat dingin mulai bercucuran. Jujur saja, aku takut banget waktu itu.

Untunglah cuaca buruk tidak berlangsung lama. Awak kabin memberitahukan bahwa dalam beberapa menit pesawat akan segera landing di Bandar Udara Komodo. Diluar jendela pemandangan berubah. Terlihat hamparan laut biru dengan pulau-pulau kecil bertebaran. Aku bernafas lega meskipun kepalaku masih sakit dan perut masih mual.

Pesawat akhirnya landing dengan mulus di Bandara Komodo. Kami tiba di Bandar Udara Komodo sekitar pukul 14.00 WITA (beda waktu satu jam). Udara panas khas dataran Nusa Tenggara Timur langsung menyeruak. Perutku masih mual. Mungkin ini ya yang namanya jet lag. Meski begitu, aku sempat meminta teman untuk mengambilkan gambar di depan bandara *biarpun jet lag, narsis tetep wajib. LOL.



Belum puas mengambil gambar, kami semua sudah diminta pergi (diusir dengan halus. LOL) oleh petugas bandara. Hihi, maafkan kami ya pak.

Aku dan teman-teman segera beranjak menuju ruang bandara untuk mengambil bagasi. Kepalaku masih sedikit pusing, sampai-sampai tak menyadari ada seseorang yang menyapa. Rupanya dia adalah teman blogger Lombok yang juga teman satu komunitas di Semarang.

Urusan bagasi selesai kami keluar bandara dimana tour guide kami sudah menjemput. Tour guide kami ini merupakan penduduk setempat yang akan memandu kami selama 3 hari 2 malam mengeksplor Labuan Bajo. Menggunakan bus, kami menuju ke pelabuhan yang berjarak kurang lebih 15 menit dari bandara.

Kami sempat berhenti di Puncak Waringin. Sebuah lokasi yang cukup pas untuk mengambil gambar pelabuhan dengan kapal-kapalnya yang berjajar. kami dipersilahkan untuk mengambil gambar. Aku sendiri nggak bisa fokus mengambil gambar, karena di tempat ini aku sempat mengeluarkan semua isi perutku alias jackpot. Haha.

Pemandangan dari Puncak Waringin
Setelah puas mengambil gambar, kami melanjutkan perjalanan yang hanya tinggal beberapa menit lagi. Kami dianjurkan untuk berbelanja kebutuhan pribadi karena selama 3 hari kedepan kami hanya akan berada di laut. Jadi mumpung belum berlayar, kami semua belanja-belanja, deh.

Kurang lebih 5 menit kemudian rombongan kami tiba di pelabuhan Labuan Bajo. Aroma laut menyeruak  hingga ke paru-paru. Rasa mual dan pusingku mendadak hilang begitu melihat kapal semi phinisi yang akan membawa kami berlayar selama 3 hari 2 malam mengelilingi kawasan Komodo National Park.

Live on Board 3 Hari 2 Malam, Petualangan pun Dimulai

Jadi, aku dan teman-teman seperjalananku akan berpetualang selama 3 hari 2 malam diatas kapal. Kami dibagi menjadi 2 kelompok dan akan berlayar dengan kapal yang berbeda. Tim biru berada di kapal Lambo Rajo, sedangkan tim hijau di kapal Lensa Flores. Aku dan 8 orang lainnya berada di kapal Lensa Flores. Kami bergantian diantar menuju kapal masing-masing menggunakan sekoci karena kapal nggak bisa bersandar di dermaga.

Kapal ini memiliki 1 kamar VIP yang bisa dipakai untuk 2 orang dan 3 kamar dengan bunk bed yang bisa dipakai untuk 4 orang di lantai bagian bawah. Meski akan tinggal di kapal selama 3 hari 2 malam, tapi kami nggak khawatir karena fsilitas yang disediakan mirip seperti fasilitas hotel. Mulai dari tempat untuk beristirahat, kamar mandi yang lumayan bagus kondisi dan suplai air nya, makanan dan minuman hingga tempat untuk bersantai. Mungkin hanya sinyal aja yang kadang menghilang. Tapi bagus juga sih, setidaknya kami jadi fokus dengan liburan kali ini. Hihi...

Kapal Lensa Flores
Kamar VIP di kapal Lensa Flores. Ini kamarku selama 3 hari 2 malam

Setelah meletakkan tas di kamar dan melihat-lihat ke sekeliling kapal, aku beranjak turun. Teman-teman yang lain juga berkumpul di depan mini bar sambil menikmati jus buah naga yang sudah disiapkan. Kami mendengarkan penjelasan tour guide yang mengatakan bahwa tujuan pertama kami adalah Pulau Kelor yang letaknya tak begitu jauh dari pelabuhan. Kami hanya perlu menempuh perjalanan selama 50 menit saja.

Pulau Kelor adalah sebuah pulau kecil yang tak berpenghuni. Pulau inilah yang biasanya kalian lihat ketika kalian googling tentang Labuan Bajo. Aku dan beberapa teman sempat berpose dan mengambil gambar di depan sebuah pohon yang disebut pohon google. Mungkin karena pohon ini yang sering muncul di pencarian google, ya.

Langsung jatuh cinta pada pantainya
Ekspresi bahagia

Pulau Kelor ini berpasir putih dengan air laut yang tenang. Saya memilih menikmati suasana dengan bermain air dan melihat-lihat ke sekeliling pantai, sedangkan teman lain ada yang trekking ke atas bukit dan ada juga yang langsung nyebur untuk snorkling.

Sayangnya kami nggak bisa berlama-lama dan menikmati sunset di pulau Kelor karena cuaca mendung dan hujan mulai turun. Kami pun harus kembali ke kapal sebelum kehujanan dan melanjutkan perjalanan. Kapal yang kami tumpangi kembali membelah lautan, melewati pulau-pulau tak berpenghuni dan akhirnya bersandar di sekitar pulau Kambing.

Malamnya kami berkumpul di anjungan kapal dan berbaring menatap langit yang penuh bintang. Syahdu banget. Sayangnya semakin malam angin laut semakin basah, membuat kami harus kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

Petualangan baru menanti esok pagi.

Menaklukkan Puncak Padar dan Serunya Syuting My Trip My Adventure

Aku terbangun saat mendengar bunyi mesin kapal mulai menderu. Hampir semalaman aku nggak bisa tidur karena AC kamar yang kurang dingin. Selain itu karena ingat anak-anak dan suami yang jauh di sana *halah. LOL.

Setelah mandi dan bersiap, aku keluar kamar dan duduk di sun lounge. Beberapa teman sudah berkumpul. Sepertinya semuanya sudah siap untuk bertualang ke tempat baru. Kata tour guide kami, hari kedua ini kami akan ke Pulau Padar dan trekking menuju puncaknya.

Hari ini kami juga ada jadwal syuting bersama tim My Trip My Adventure dari Trans TV. Ini merupakan kali kedua aku ikutan syuting MTMA bersama Insto. Tahun lalu aku sempat ikut ketika mendapat hadiah liburan impian ke Gili Trawangan. Jadi sedikit banyak aku sudah paham bagaimana akan melelahkannya menjalani syuting MTMA.

Bersiap menuju Pulau Padar
Bergiliran diantar memakai sekoci
Berpose dulu sebelum trekking
Untung ada tangga

Pulau Padar rupanya sedang berbenah. Untuk memudahkan para wisatawan yang ingin menuju puncak, kini sedang dibangun tangga dan jalur trekking. Meskipun ada yang menganggap pembangunan jalur trekking di Pulau Padar ini merusak lingkungan, tetapi sebagian wisatawan pasti setuju kalo adanya tangga dan jalur trekking ini cukup membantu wisatawan.

Untuk menuju puncak, kami harus menempuh jarak kurang lebih 1 kilometer dengan ketinggian 1600 meter. Meski langkah mulai berat, nafas mulai tersengal aku berusaha menantang diri sendiri untuk bisa sampai ke puncak. Aku sedikit terbantu dengan jalur trekking yang dibuat warga setempat, meski untuk sampai ke puncak masih ada jalur yang masih berbatu dan cukup terjal. Aku harus berhati-hati agar tidak terjatuh.

Akhirnya setelah bersusah payah dan berlelah-lelah, aku bisa sampai puncak Padar. Hilang sudah rasa lelah berganti dengan rasa takjub ketika memandang ke sekeliling. Pemandangan yang biasanya hanya bisa aku saksikan melalui televisi atau gambar, kini bisa aku lihat secara langsung di depan mataku. Berkali-kali aku mengucap syukur karena bisa menginjakkan kaki di tempat ini.

Akhirnya bisa sampai ke puncak Padar

Meski belum puas mengabadikan momen di puncak Padar, kami harus segera mengikuti kegiatan syuting MTMA. Kami bertemu dengan para kru dan host MTMA yang sudah menunggu kami sejak subuh. Setelah mendengar arahan dari kru untuk pengambilan gambar, kami mulai syuting dan mengambil adegan demi adegan. Meski harus mengalami beberapa kali retake tapi suasana syuting tetap seru karena para host cukup interaktif dengan kami.

Pada kesempatan syuting kali ini aku kembali bertemu dengan Rikas Harsa setelah tahun lalu juga syuting bersama. Selain Rikas, ada juga Widika Sidmore dan Della Dartyan yang turut syuting MTMA Labuan Bajo edisi khusus bersama Insto.

Akhirnya ketemu lagi sama dia

Proses syuting akhirnya selesai ketika matahari mulai meninggi. Matahari semakin terik, udara makin terasa kering, peluh pun mulai bercucuran. Kami harus segera kembali ke kapal dan melanjutkan syuting di kapal dan Pink Beach. 

Meski ini bukan kali pertama ikut syuting MTMA, tapi tetap saja aku merasa excited karena tiap pengalaman pasti memiliki sensasi yang berbeda. Selain lokasinya yang lebih menantang, syuting kali ini lebih banyak peserta yang bisa interaktif dan terlibat dalam pengambilan gambar.

Dikerjain kru MTMA

Setelah kembali ke kapal dan makan siang, syuting dilanjutkan diatas kapal Lensa Flores. Kami seru-seruan diajak berjoget ala My Trip My Adventure. Setelah itu beberapa diantara kami ditantang untuk ikut nyemplung ke laut dengan melompat dari atas kapal. Aku sih cuma bisa melihat aja dari atas karena aku nggak bisa berenang. Takut tenggelam, euy. Hihi..

Salah satu kegiatan syuting di laut

Setelah pengambilan gambar dirasa cukup, teman-teman dan host MTMA naik ke kapal karena kami harus segera berpindah tempat ke Pink Beach. Perjalanan menuju Pink Beach membutuhkan waktu sekitar 30 menit. 

Akhirnya sampai di Pink Beach

Tadinya aku pikir warna pasir Pink Beach akan benar-benar berwarna pink seperti namanya, tapi ternyata dugaanku salah. Warna pink pada pantainya ternyata telah memudar. Katanya sih gara-gara banyak wisatawan yang mengambil pasirnya untuk dibawa pulang, jadi lama kelamaan warna pasir jadi memudar. Sayang banget, ya. 

Di Pink Beach ini kami melanjutkan syuting sesi ketiga. Ada beberapa kali pengambilan gambar pada saat kami bermain air dengan menggunakan giant floaties. Seru banget, karena kami dan host MTMA dapat membaur dan berinteraksi dengan natural. Syuting pun tak membutuhkan waktu lama. 

Syuting sesi terakhir

Selesai syuting kami dibebaskan untuk bermain di area Pink Beach. Sebagian teman-teman ada yang snorkling sedangkan sebagian lain hanya bermain air di pinggir pantai termasuk aku. Karang-karang di Pink Beach cukup tajam menyebabkan jari dan telapak kakiku terluka. Bahkan sampai sekarang, lukanya masih membekas, loh.

Akhirnya aku hanya duduk manis saja di pinggir pantai bersama beberapa teman lain sambil menikmati sunset. Eh ternyata, saat matahari hampir terbenam pasir di Pink Beach mulai berubah menjadi pink loh. 

Sayangnya kami harus segera kembali ke kapal sebelum matahari benar-benar terbenam. Kami harus segera membersihkan diri dan beristirahat untuk kegiatan hari terakhir di Pulau Komodo.

Bertemu Komodo di Komodo National Park

Tujuan terakhir perjalanan kami di Labuan Bajo adalah Komodo National Park. Kami akan melihat komodo dari dekat. Sebenarnya populasi komodo tidak hanya berada di pulau ini saja tapi juga di  pulau lain seperti pulau Rinca. Hanya saja jalur trekking di Pulau Rinca nggak memungkinkan bagi kami yang sedang diburu waktu.

Dermaga Pulau Komodo
Hari masih cukup pagi ketika kami tiba di pulau Komodo. Meski begitu kami harus bergegas karena waktu yang terbatas. Kami hanya punya waktu sekitar 1,5 jam untuk short trekking di sekitar kawasan taman nasional.

Kedatangan kami disambut oleh para rangers yang biasa menemani wisatawan yang ingin melihat komodo dari dekat. Sebelum memulai short trekking, kami mendengar briefing terlebih dulu dari bapak ranger. Selama berkeliling kami tidak boleh gaduh, tidak boleh menarik perhatian komodo, tak boleh lari dan tidak boleh berpencar. Indera penciuman komodo terhadap darah sangat tajam, makanya untuk wanita yang sedang haid disarankan untuk tidak  masuk ke dalam pulau Komodo tanpa didampingi ranger.

Ranger, si pawang Komodo

Di kawasan taman nasional ini masih ada ratusan komodo yang hidup berkeliaran dengan bebas. Mereka hidup berdampingan dengan damai dengan penduduk sekitar. Konon komodo sudah dianggap sebagai saudara atau keluarga oleh masyarakat asli pulau Komodo. Selain komodo ada juga rusa dan beberapa hewan liar lain. Aku sih sempat melihat ada beberapa rusa yang berkeliaran dengan bebas di sekitar jalur trekking.

Setelah beberapa ratus meter berjalan, akhirnya kami bertemu komodo juga. Bapak-bapak ranger meminta kami untuk tetap bergerombol dan waspada. Meski terlihat kalem, komodo bisa membahayakan jiwa manusia juga. Akhirnya kami diperbolehkan untuk mengambil gambar dengan pengawasan para ranger. Bahkan para ranger ini jago banget mengambil foto, jadi seolah-olah kami berada dekat banget dengan komodo.

Hayo...mau kemana kamu komodo? kita foto dulu atuh

Sayangnya waktu kami nggak begitu banyak. Kami harus segera menyudahi petualangan kami di pulau Komodo. Kami harus mengejar waktu agar tidak ketinggalan pesawat menuju Jakarta. Belum lagi kami masih harus menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam menuju pelabuhan Labuan Bajo. Tapi begini aja kami sudah puas banget, bisa melihat komodo dari dekat. Seandainya kami punya waktu lebih panjang tentu bisa mengeksplor lebih jauh pulau Komodo dan pulau lain di sekitarnya.

Perjalanan selama 3 hari 2 malam di Labuan Bajo sungguh penuh kesan mendalam buatku. Tempat yang biasanya hanya bisa aku lihat dari gambar bisa benar-benar aku datangi. Perjalanan kali ini membuatku percaya bahwa setiap mimpi pasti akan menjadi nyata bagi siapapun yang mengusahakannya.

Ayo gaes, bermimpilah dan kita eksplor keindahan Indonesia yang lainnya!!

Posting Komentar

49 Komentar

  1. Pertama, spreader hammock di kamar. Ohh maigaatt.. aku pilih bobok disitu!!

    Kedua, subhanallah itu pulau kece bet yak, mb?

    Wish list, wish list Ya Allah.... Semoga dimudahkan jalan menuju kesana. Aamiin Aamiin Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku nyobain tiduran di hammock itu tapi gimana gitu rasanya. Enakan di kasur, haha

      Aamiin, semoga Ejie bisa ke Labuan Bajo suatu hari nanti ya

      Hapus
  2. Mba Ikaaaa...cerita & foto2mu bikinku mupeeng... Duh, smiga suatu saat bs ikuti jejakmu ke situ.. Aamiin....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...aku aja masih pengen kesana lagi loh mbaak. Ayook kita barengan kesana. Semoga Allah kabulkan ya mbaak

      Hapus
  3. Aku langsung terpana lihat kamarnya, pantesnya ngadem aja di dalam, romantis euy, hihiii

    Tapi pemandangan pantainya juga ekaotis, sayang kalo cuma ngendon di kamar ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...itu memang cocoknya buat pasangan yang sedang hanimun mbak.

      Hampir semua tempat di Labuan Bajo eksotis mbak Wati. Itu belum seberapa loh

      Hapus
  4. Seru bangeet mb travelingnyaa, aku lihat dan bacanya aja seru..yg paling deg2an yaa yg di pulau komodo itu,sepertinya harus hati2 bangeet yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Icha, seru dan nggak bakalan terlupakan. Lumayan deg2an di pulau Komodo, tapi kalo kita patuh sama aturan disana, aman kok mbak

      Hapus
  5. Asli keren pisan ini mah lavuan bajo, bikin mupeng mbak ika, kemarin nonton mtma kok gak ada mbak ikanya ya, kutunggu pe akhir apa pas ke kamar mandi kelewat ya hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb Vita, Labuan Bajo itu super duper keren deh pokoknya.

      Ada kok, Insto ada 2 sesi....pasti kelewat tuh, hihi

      Hapus
  6. wahh seru bangettt...kamu beruntung skali mba. ini one of my wish list nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, pokoknya seru banget. Berkah banget bisa dapat rezeki ke Labuan bajo.

      Semoga bisa ke sana juga ya

      Hapus
  7. Keren dan seru mbak, sayang nggak nonton mbak Ika di MTMA. Bersyukur ya mbak bisa ke Labuan Bajo berkah ngeblog, jadi mupeng nih saya hehe..

    Pokoknya top deh mbak Ika :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget mbak Anjar. Iya, berkah banget bisa kesana

      Bisa nonton di youtube mb Anjar

      Hapus
  8. APIK TENAN ya mbaaa
    Pengin deh 2018 ke Labuan Bajo
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
    Balasan
    1. Polll apike mbak Nurul....aku belum bisa move on, pengen balik kesana lagi

      Hapus
  9. Dah pantesan mama rara blm bs move on. Lawong jln2 ke labuan bajo nya kyk begini. 😍😍😍. Cucok. Tempat boboknya cihuy. Pemandangannya amazing. Tmn jln2nya jg okeh. Duuuhhh mupeeengggg.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...susah move on pokoknya Muma

      pengen kesana lagiii...huhuu

      Hapus
  10. Aku iri maksimal. Udah gitu aja komennya

    BalasHapus
  11. Bagus banget pantainya Mbak, hotelnya juga, pemandangan alam cakep semua. Kapan ya bisa ke sana. Pantesan orang bule suka banget ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus banget mas...itu bukan kamar hotel loh, tapi kamar di kapal phinisi, hehe

      Iya, kemarin banyak banget ule yang datang kesana

      Hapus
  12. Wah ini yang insto ya, keren. bagus banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa mas, keren maksimal...pengen kesana lagi jadinya

      Hapus
  13. Mba Ikaaaaa apa yang kamu lakukan kepadaku itu, JAHAT !!!! T_____________T

    Aku juga mau kesana mbaaa ya Allah envy poooolll

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha...gimana kalo kamu ajakin aku balik kesono lagi, Sept.

      Aku juga envy puoll sama kamu. Aku jadi kebayang bayang Cappadocia terooos

      Hapus
  14. Seruuu banget bisa bermalam di atas kapal, ikit syuting MTMA juga lagi ya Mba.. :D Itu nama Pulau Kelor sama kayak yang di Kepulauan Seribu ya.. Impian banget nih bisa ke Labuan Bajo dan ngeliat komodo langsung juga.. Semoga bisa ada rezeki ke sana.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Dita, seru banget. Pulau Kelor namanya sama dg yg di kepulauan Seribu tapi kondisinya beda kali ya mbak.

      Semoga impiannya tercapai ya mbak, bisa berlibur ke Labuan Bajo

      Hapus
  15. duh insto.. ajak-ajak aku dong jalan-jalan ke labuan bajo :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahun ini kalo jadi ke Raja Ampat loh, Koh. Ikut yaa :D

      Hapus
  16. Itu isi di kapal VIPnya keren banget Mba, berkesan romantic :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa...harusnya yang ada di kamar itu pasangan yg sedang bulan madu

      Hapus
  17. Labuan bajo...belum kesampaian buat kesini mbak. Pengennya sih via jalur darat-laut...hihihi

    Pasti pengalaman nanjak pulau padar sangay berkesan yaa mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kamu juga bisa ke Labuan Bajo ya Pai

      Hapus
  18. Salah satu listku nih...

    Eh itu yg baju putih garis garis, kenalin dong...😳

    Komodonya g jauh jauh ya dr pantai...aih makin mupeng deh ke Labuan Bajo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha...besok kalo pas ke Semarang tak kenalin yaa

      Hapus
  19. Kebayang ribet dan panasnya syuting di Pulau padar, mbak. Itu pulau kan gersang banget.

    Saya malah penasaran pengen ke perkampungan Bajo-nya di Labuan Bajo. Apakah masih sama tinggal di atas rumah kayu di tengah laut. Tempo hari saya ke perkampungan suku Bajo Torosiaje di Gorontalo, dan mereka masih membangun perkampungannya di atas laut.


    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa...aku juga pengen ke Labuan Bajo lagi tapi mengeksplor daratannya. Semoga bisa kesana lagi, deh

      Hapus
  20. Wah kamar VIP di kapalnya menggoda sekaliiii... bakal betah aku kalau kamarnya kayak gitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ho oh, aku aja betah ngendon di kamarnya...hihi

      Hapus
  21. Pemandangan nya bagus jadi pengen kesana nih

    BalasHapus
  22. Rugi banget udah kelaut indah tapi gak bisa berenang., aku juga gitu sihh.. Ga bisa berenang

    Indah banget pulaunya plus penginapan dikapal yg menggoda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa...rugi banget karena ga bisa renang, cuma bisa main di pinggir pantai aja

      Hapus
  23. Duh Mba Ika, aku mupeng banget.
    Komodonya gede ya, nggak galak pula.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...komodonya pas kenyang, Nyi jadi nggak galak

      Hapus
  24. Kamar Vip nya keren banget. Bikin pengen nyobain juga. Petualangan keliling ke pulau-pulaunya seru banget ya mbak. Ditambah pemandangan alamnya keren-keren gitu. Semoga suatu saat bisa ke sana juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa...kamarnya emang bagus banget, cocoknya buat pasangan yang lagi hanimun.
      Semoga bisa kesana juga ya

      Hapus
  25. Wah seru banget perjalanannya mba... Tahun lalu diajakin tapi badan ga sanggup jd tak tolak huhuw, jd Labuan Bajo masih tetep masuk daftar list nih :(

    Bagus banget, lihat fotonya makin pengin segera ke sana >_<

    BalasHapus